Senin, 18 Februari 2013

Tari-tarian Daerah Sumatra Utara

Tari Serampang Dua Belas, Sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi musik dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas merupakan tari pergaulan.
Tari Serampang Dua Belas Sumatera Utara 300x225 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia
Tari Serampang Dua Belas
Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan ditarikan dalam suasana khusuk.
Tari Tor Tor Sumatera Utara 300x212 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia
Tari Tor Tor

Tari-tarian Daerah Sumatra Barat

Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria bersama-sama.
Tari Piring Minangkabau Sumatera Barat 300x225 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia
Tari Piring Minangkabau
Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan, sang pria melindungi kepala sang wanita, sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.
Tari Payung Minangkabau Sumatera Barat 300x224 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia

Tari-tarian Daerah Riau

Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau.
Tari Tandak Riau Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia
Tari Tandak
Tari Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi.
Tari Joged Lambak 300x207 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia

Tari-tarian dari Jambi:


Tari Sekapur Sirih

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar
di Provinsi Jambi dan Riau.dan juga terkenal di malaysia sebagai tarian wajib
kepada tamu besar. Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu
dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu.
Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan
keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati. Tari ini menggambarkan
ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu.
Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan,
dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung
dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan
lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi,
iringan musik langgam melayu dengan alat musik
yang terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang.
Tari Sekapur Sirih Jambi 300x225 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia
Tari Sekapur Sirih

Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di daerah Jambi.
Tari Selampir Delapan Jambi 300x225 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia

Tari-tarian Daerah Lampung.

Tari Jangget, adalah tarian untuk upacar-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.
Tari Jangget Lampung 300x270 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia
Tari Jangget
Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung. Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung.
Tari Malinting Lampung Tari Melinting 300x225 Macam Macam Tarian Tradisional Indonesia


Selasa, 05 Februari 2013

Tarian Tradisional Suku Gayo


Tari Saman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan
untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman
mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian
ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran
Nabi Muhammad SAWDalam beberapa
literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan
dan dikembangkan oleh Syekh Saman,
seorang ulama yang berasal dari
Gayo di Aceh Tenggara.Tari Saman ditetapkan
UNESCOsebagai Daftar Representatif Budaya
Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6
Komite Antar-Pemerintah
untuk Pelindungan Warisan BudayaTak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.

Tari Bines

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tari Bines merupakan tarian tradisional yang berasal dari kabupaten Gayo Lues.
Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun
kemudian dibawa ke Aceh TimurMenurut sejarah tarian ini diperkenalkan
oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah.
Tari ini ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil
menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan.
Para penari melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur
menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak.
Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya. Hal yang menarik
dari tari Bines adalah beberapa saat mereka diberi uang oleh pemuda dari desa
undangan dengan menaruhnya diatas kepala perempuan yang menari.

Didong

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Tari Didong)
Didong adalah sebuah kesenian rakyat Gayo yang memadukan
unsur tarivokal, dan sastra. Didong dimulai sejak zaman Reje Linge XIII.
Kesenian ini diperkenalkan pertama kali oleh Abdul Kadir To`et.
Kesenian didong lebih digemari oleh masyarakatTakengon dan Bener Meriah.







Tari Guel
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tari Guel adalah salah satu khasanah budaya Gayo di NAD. Guel berarti membunyikan.
Khususnya di daerah dataran tinggi gayo, tarian ini memiliki kisah panjang dan unik.
Para peneliti dan koreografer tari mengatakan tarian ini bukan hanya sekedar tari.
Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri.
Dalam perkembangannya,
tari Guel timbul tenggelam, namun Guel
menjadi tari tradisi terutama dalam
upacara adat tertentu. Guel sepenuhnya
apresiasi terhadap wujud alam,
lingkkungan kemudian dirangkai begitu rupa
melalui gerak simbolis dan hentakan irama.
Tari ini adalah media informatif. Kekompakan
dalam padu padan antara seni satra,
musik/suara, gerak memungkinkan
untuk dikembangkan (kolaborasi) sesuai
dengan semangat zaman,
dan perubahan pola pikir masyarakat setempat.
Guel tentu punya filosofi
berdasarkan sejarah kelahirannya.
Maka rentang 90-an tarian ini menjadi objek penelitian
sejumlah surveyor dalam dan luar negeri.
Pemda Daerah Istimewa Aceh ketika itu juga menerjunkan

sejumlah tim dibawah koodinasi Depdikbud (dinas pendidikan dan kebudayaan),
dan tersebutlah nama Drs Asli Kesuma, Mursalan Ardy, Drs Abdrrahman Moese,
dan Ibrahim Kadir yang terjun melakukan survey yang kemudian dirasa sangat berguna
bagi generasi muda, seniman, budayawan untuk menemukan suatu deskripsi
yang hampir sempurna tentang tari guel. Sebagian hasil penelitian ini yang
saya coba kemukakan, apalagi memang dokumen/literatur tarian ini sedikit bisa didapatkan.

Tarian Tradisional Suku Aceh

Tari Laweut adalah tari yang berasal dari Aceh. Laweut berasal dari kata Selawat, sanjungan yang ditujukan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sebelum sebutan laweut dipakai, pertama sekali disebut Akoon (Seudati Inong). Laweut ditetapkan namanya pada Pekan Kebudayaan Aceh II (PKA II). Tarian ini berasal dari Pidie dan telah berkembang di seluruh Aceh.
Gerak tari ini, yaitu penari dari arah kiri atas dan kanan atas dengan jalan gerakan barisan memasuki pentas dan langsung membuat komposisi berbanjar satu, menghadap penonton, memberi salam hormat dengan mengangkat kedua belah tangan sebatas dada, kemudian mulai melakukan gerakan-gerakan tarian.

Tari Likok Pulo adalah tari yang berasal dari Aceh. Tarian ini lahir sekitar tahun 1849, diciptakan oleh seorang ulama tua berasal dari Arab yang hanyut di laut dan terdampar diPulo Aceh. Tari ini diadakan sesudah menanam padi atau sesudah panen padi, biasanya pertunjukan dilangsungkan pada malam hari bahkan jika tarian dipertandingkan dapat berjalan semalam suntuk sampai pagi. Tarian dimainkan dengan posisi duduk bersimpuh, berbanjar, atau bahu membahu.
Seorang pemain utama yang disebut cèh berada di tengah-tengah pemain. Dua orang penabuh rapa'i berada di belakang atau sisi kiri dan kanan pemain. Sedangkan gerak tari hanya memfungsikan anggota tubuh bagian atas, badantangan, dan kepala. Gerakan tari pada prinsipnya ialah gerakan oleh tubuh, keterampilan, keseragaman atau kesetaraan dengan memfungsikan tangan sama-sama ke depan, ke samping kiri atau kanan, ke atas, dan melingkar dari depan ke belakang, dengan tempo mula lambat hingga cepat.

Tari Pho adalah tari yang berasal dari Aceh. Perkataan Pho berasal dari kata peubae, peubae artinya meratoh atau meratap. Pho adalah panggilan atau sebutan penghormatan dari rakyat hamba kepada Yang Mahakuasa yaitu Po Teu Allah. Bila raja yang sudah almarhum disebut Po Teumeureuhom.
Tarian ini dibawakan oleh para wanita, dahulu biasanya dilakukan pada kematian orang besar dan raja-raja, yang didasarkan atas permohonan kepada Yang Mahakuasa, mengeluarkan isi hati yang sedih karena ditimpa kemalangan atau meratap melahirkan kesedihan-kesedihan yang diiringi ratap tangis. Sejak berkembangnya agama Islam, tarian ini tidak lagi ditonjolkan pada waktu kematian, dan telah menjadi kesenian rakyat yang sering ditampilkan pada upacara-upacara adat.

Tari Ratéb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu ratéb asal kataratib artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam.
Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkansyair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di kabupaten Aceh Barat Daya.
Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri. Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.
Saat ini, tari ini merupakan tari yang paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan kecepatan gerakannya. Tari ini sangat sering disalahartikan sebagai tari Saman milik suku Gayo. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan yang sangat jelas. Perbedaan utama antara tari Ratéb Meuseukat dengan tari Saman ada 3 yaitu, pertama tari Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, tari Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Ratéb Meuseukat diiringi oleh alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang.
Keterkenalan tarian ini seperti saat ini tidak lepas dari peran salah seorang tokoh yang memperkenalkan tarian ini di pulau Jawa yaitu Marzuki Hasan atau biasa disapa Pak Uki.

Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi AcehSeudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.
Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahanBelanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.